Merdeka Atau Ngeseks?
Merdeka atau seks. sebuah perumpamaan yang aku dapatkan dari seorang lelaki tua yang berada disamping kiriku disebuah warung makan nasi uduk ayam dipinggiran jalan raya margonda.
Ketika saya sedang asyik menikmati ayam goreng dengan sambal goreng yang memecah kerisauan perut saya, seorang wanita muda, memakai rok mini dengan memakai t-shirt ketat berwarna hitam datang menghampiri lelaki tua itu.
" pak, rokok pak! black tea. Enak loh!"
lalu lelaki tua itu beranjak berdiri mendekati perempuan itu dan berkata, " nak, kamu masih muda. kamu cantik, kamu masih punya harapan besar. mengapa kamu bekerja seperti ini? bagaimana dengan ibumu nak? walau bapak tidak punya hak untuk memberi kamu nasihat seperti ibumu."
saya bengong saja melihat percakapan itu yang sangat jelas terdengar ditelinga saya.
lalu sang lelaki tua itu beranjak duduk sambil melanjutkan lahap makanannya. lalu ia memulai percakapan dengan saya.
"kasihan yah dek, masih muda, cantik, kerjanya menawarkan rokok. malam2 buta begini. sudah jam 11 malam."
saya hanya mengangguk saja, " iya"
setelah meneguk segelas air, lelaki tua itu kembali bicara, "kasihan wanita itu, pasti ibunya melihat itu manangis. perkerjaan seperti itu sepertinya memakai perasaan, bisa jadi sakit hati."
saya pun kembali mengangguk, karena sebenernya saya tak bisa mengikuti dialog seperti itu, apalagi malam begini, perut masih menagih makan. saya langsung saja melapan potongan ayam goreng saya dengan cocolan sambal yang ciamik bener.
Lelaki tua itu pun mengambil sebatang rokok miliknya, " kamu nggak merokok kan? kamu masih muda, tak seharusnya kamu menghabiskan hidup dengan rokok dek! bapak yang sudah setua ini masih saja merokok, selain harus mengeluarkan banyak uang untuk ini, karena merokok itu juga membuang2 uang dek! dan bapak merasakan merokok membuat bapak kecanduan dan tingkat kesehatan juga menurun."
saya langsung menjawab, "hmm tentu saja tidak pak! dan semoga tidak selamanya. toh ibu saya melarang itu"
tiba-tiba bapak itu semakin asyik dengan obrolan ini, dan saya semakin terganggu sedikit, kasihan perut saya.
" negara sudah 63 tahun merdeka, namun apa hasilnya? masih banyak wanita2 seperti ini yang dipekerjakan, menjajah roko, bahkan lebih lagi bekerja di rumah bordir, menjadi pelacur, penari bugil, kasihan masa depan mereka. pekerjaan yang tak layak bagi wanita. kalau banyak sekali jargon-jargon emansipasi wanita di usia indonesia 63 tahun ini, mana hasil dari yang mereka lantangkan? hanya menjadi sampah masyarakat. mereka sebagian menjual diri mereka. katanya inilah itulah, bohong semua dek! saya punya anak perempuan, saya selalu ajarkan dia carilah pekerjaan halal, walau itu seorang guru, namun itu berjasa. seruan merdeka itu hanya untuk mereka yang tak peduli dengan lingkungan sekitar yang mereka sadari."
saya bengong dan sedikit mengambil hikmah dari materi kuliah malam itu, hahaha. yap betul banget. kayak mendengar seorang guru yang mengajari anak muridnya, namun ini mengena banget. merdeka atau seks? itulah yang disebut-sebut lelaki tua itu. lalu ia memanggil tukang nasi uduk itu dan membayar. seketika itu dia pamit dan mengucap salam.
"Kamu masih muda, tolong merdekakan mereka dari seks bebas!"
(maksudnya, jangan sampe ada lagi dipenerus2 masa depan kehidupan wanita seperti ini yang mengandalkan pekerjaan menjual diri, atau seks.)
ya Allah amin!!!
Ketika saya sedang asyik menikmati ayam goreng dengan sambal goreng yang memecah kerisauan perut saya, seorang wanita muda, memakai rok mini dengan memakai t-shirt ketat berwarna hitam datang menghampiri lelaki tua itu.
" pak, rokok pak! black tea. Enak loh!"
lalu lelaki tua itu beranjak berdiri mendekati perempuan itu dan berkata, " nak, kamu masih muda. kamu cantik, kamu masih punya harapan besar. mengapa kamu bekerja seperti ini? bagaimana dengan ibumu nak? walau bapak tidak punya hak untuk memberi kamu nasihat seperti ibumu."
saya bengong saja melihat percakapan itu yang sangat jelas terdengar ditelinga saya.
lalu sang lelaki tua itu beranjak duduk sambil melanjutkan lahap makanannya. lalu ia memulai percakapan dengan saya.
"kasihan yah dek, masih muda, cantik, kerjanya menawarkan rokok. malam2 buta begini. sudah jam 11 malam."
saya hanya mengangguk saja, " iya"
setelah meneguk segelas air, lelaki tua itu kembali bicara, "kasihan wanita itu, pasti ibunya melihat itu manangis. perkerjaan seperti itu sepertinya memakai perasaan, bisa jadi sakit hati."
saya pun kembali mengangguk, karena sebenernya saya tak bisa mengikuti dialog seperti itu, apalagi malam begini, perut masih menagih makan. saya langsung saja melapan potongan ayam goreng saya dengan cocolan sambal yang ciamik bener.
Lelaki tua itu pun mengambil sebatang rokok miliknya, " kamu nggak merokok kan? kamu masih muda, tak seharusnya kamu menghabiskan hidup dengan rokok dek! bapak yang sudah setua ini masih saja merokok, selain harus mengeluarkan banyak uang untuk ini, karena merokok itu juga membuang2 uang dek! dan bapak merasakan merokok membuat bapak kecanduan dan tingkat kesehatan juga menurun."
saya langsung menjawab, "hmm tentu saja tidak pak! dan semoga tidak selamanya. toh ibu saya melarang itu"
tiba-tiba bapak itu semakin asyik dengan obrolan ini, dan saya semakin terganggu sedikit, kasihan perut saya.
" negara sudah 63 tahun merdeka, namun apa hasilnya? masih banyak wanita2 seperti ini yang dipekerjakan, menjajah roko, bahkan lebih lagi bekerja di rumah bordir, menjadi pelacur, penari bugil, kasihan masa depan mereka. pekerjaan yang tak layak bagi wanita. kalau banyak sekali jargon-jargon emansipasi wanita di usia indonesia 63 tahun ini, mana hasil dari yang mereka lantangkan? hanya menjadi sampah masyarakat. mereka sebagian menjual diri mereka. katanya inilah itulah, bohong semua dek! saya punya anak perempuan, saya selalu ajarkan dia carilah pekerjaan halal, walau itu seorang guru, namun itu berjasa. seruan merdeka itu hanya untuk mereka yang tak peduli dengan lingkungan sekitar yang mereka sadari."
saya bengong dan sedikit mengambil hikmah dari materi kuliah malam itu, hahaha. yap betul banget. kayak mendengar seorang guru yang mengajari anak muridnya, namun ini mengena banget. merdeka atau seks? itulah yang disebut-sebut lelaki tua itu. lalu ia memanggil tukang nasi uduk itu dan membayar. seketika itu dia pamit dan mengucap salam.
"Kamu masih muda, tolong merdekakan mereka dari seks bebas!"
(maksudnya, jangan sampe ada lagi dipenerus2 masa depan kehidupan wanita seperti ini yang mengandalkan pekerjaan menjual diri, atau seks.)
ya Allah amin!!!
Deni
Margonda Raya
22 Agustus 2008 - 22:00
Margonda Raya
22 Agustus 2008 - 22:00
1 comment:
pengalaman pribadi yah?..
Post a Comment